Postingan

HITAM 2045

 Salah satu buku yang ditulis oleh Henry Manampiring berjudul "HITAM 2045" cukup membuat saya tertarik untuk membacanya. Di awal memang cukup bingung, kira-kira buku ini membahas tentang apa dan bagaimana ciri khas alurnya. Ternyata buku tersebut layaknya sebuah diary yang ditulis pada tahun 2045 namun seakan-akan buku itu ditarik ke masa lalu, yakni ke kita yang merupakan pembaca buku tersebut di tahun 2020-an. Awalnya saya kira itu membahas mengenai psikologi seperti buku-buku yang telah terbit lebih dulu dengan penulis yang sama. Nyatanya cukup kompleks permasalahan yang dibawa oleh tokoh di dalam buku ini. Begitupun genre yang digunakan layaknya sebuah novel, ya sepertinya memang betul, novel. Berbeda dengan buku-buku lainnya yang selalu membahas mengenai tips-tips yang relevan untuk pembaca yang disasar oleh penulis.  Menurut saya, HITAM 2045 ini adalah buku yang sangat cocok buat teman-teman yang cukup suka dengan politik, teknologi, dan fiksi yang dibalut dengan bahasa...

Dirty Vote

Baru kemarin muncul sebuah video berdurasi kurang lebih dua jam yang membahas mengenai kecurangan dalam pemilu di era jokowi. Dalam video tersebut terus mencecar satu pihak lewat sudut pandang yang buruk. Seakan-akan penonton disuruh sadar bahwa prakterk kecurangan pemilu akan berdampak pada indonesia ke depan. Sehingga, penonton bisa memilih paslon yang tidak ada sangkut pautnya dengan 'dinasti politik' yang disampaikan dalam video tersebut. Padahal, memutuskan siapa pemimpin untuk sebuah negara tidak hanya berdasarkan bagaimana proses pemilihan itu berlangsung, melainkan juga perlu adanya trackrecord dari masing-masing paslon. Belum tentu paslon yang memiliki integritas tinggi karena retorika bagus dan visi misi yang berkualitas memiliki pemikiran yang baik terhadap indonesia beserta rakyatnya. Belum tentu juga paslon yang menggunakan segala cara agar pemilihan bisa sesuai harapan memiliki pemikiran yang jelek dan kotor tentang indonesia dan rakyatnya ke depan.  Banyaknya isu...

God

Ringkihnya raga. Melemahnya jiwa. Turunnya potensi akal. Umur yang diembat waktu. Waktu yang terbagi bagai kerikil. Tak terasa, usiaku yang telah bertambah dan kesempatan yang semakin himpit. Dunia fana telah memberiku wacana bahwa suatu saat ku akan kembali. Kembali kepada siapa dan ke mana? keluarga? teman? atau.. Tuhan?. Sudah kuketahui jawabannya. Cukup hebat memang. Dunia yang lama nyatanya tak akan terasa saat aku pulang. Ya, pulang ke persinggahanmu. Pulang ke tempat yang selama ini tak kuketahui di mana letak dan asal muasalnya. Misteri memang. Tapi aku yakin, saat dipanggil untuk pulang, artinya aku telah siap. 

Masalah? Ya diselesaiin lah!

     Dunia ini begitu rumit, begitu kita bangun pasti ada saja hal hal yang menjadi masalah, entah alarm hp yang tidak kunjung mati, teriakan seorang ibu agar anaknya bangun, berita menegangkan di televisi bahkan deadline tugas pun ikut menyelimuti pagi kita. Well, kalau kita menganggap hal itu adalah sebuah masalah yang menimbulkan kekacauan, justru hal itu salah. Kenapa? karena mereka hanyalah hal eksternal yang tidak bisa kita kendalikan, yang bisa kita kendalikan adalah diri kita sendiri mulai dari persepsi, respon, dan hal hal yang berhubungan dengan jiwa kita untuk menilai dan merespon hal eksternal yang ada di sekeliling kita selama 24 jam nonstop.      Dulu saya juga seringkali mengalami pengalaman yang super duper mengenaskan. Setiap hari ada saja yang menjadi masalah, dari pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai, tugas sekolah yang menumpuk ditambah teman kelas yang selalu menghantui agar segera mendapatkan contekan jawaban. Sangat lelah memang, ...

Indahnya Surabayaku

     Malam hari ini bertepatan dengan hari libur nasional di seluruh indonesia. Di hari itu aku memiliki rencana untuk sekedar berjalan jalan di pusat kota untuk melepas penat. Saat itu aku sendirian, tidak mengajak sanak saudara ataupun teman, karena memang ingin jalan jalan sendirian. Aku pun mulai melakukan perjalanan menuju pusat kota surabaya menggunakan sepeda motor kesayanganku. Saat melakukan perjalanan, hawa dingin menusuk tubuhku yang kurus ini. Banyak kendaraan yang melintas, entah karena baru pulang kerja atau sama sepertiku, yakni jalan jalan ke pusat kota.      Saat sampai, aku memarkirkan motorku di sebuah gedung khusus untuk area sepeda motor, karena diluar gedung sudah tidak ada ruang untuk memarkir sepeda, sebab sudah banyak kerumunan anak anak muda yang memenuhi setiap sudut tempat di area pusat kota surabaya ini. Dengan langkah santai, aku berjalan ke arah gedung untuk sampai pada lokasi yang aku tuju. Saat berhenti di depan gedung, tepa...

Beauty is relative

Sasya adalah perempuan berusia 20 tahun berkulit sawo matang yang sedang meniti pendidikan pada salah satu universitas terbaik di indonesia. Namun agaknya hari ini kondisinya agak berbeda, saat ini ia sedang duduk lemas di tempat tidur mungilnya sembari menatap wajahnya didepan cermin dengan mata sayu dan pipi yang terlihat kusut seolah tak berdaya. Tak lama kemudian bibirnya gemetar dan air matanya keluar hingga menetes dan berjatuhan di kain celananya. Tangannya menggenggam sprei kamarnya dengan kuat seperti orang yang sedang berusaha menahan amarahnya. "Aku nggak pantes jadi cewek cantik yang putih, bening dan menawan. Aku hanyalah seorang perempuan dengan kulit hitam pekat, jelek dan burik, tidak ada yang mau berteman denganku!!" kalimat itu muncul dibarengi oleh air mata yang berlinang dengan amat deras serta bibir yang gemetar dan mengumpat untuk menahan tangisnya yang tak terbendung.  Kakak sasya, berlina yang sedari tadi berdiri didepan pintu kamar melihat sasya yang ...

Berkompetisilah!

Berlomba lomba untuk menjadi sang juara adalah sifat bawaan manusia yang selalu ingin menjadi seorang pemenang. Berlomba lomba juga bisa diistilahkan dengan berkompetisi. Namun, berkompetisi saat ini rasanya tidak hanya sebatas menang untuk diri sendiri dengan cara yang suportif, melainkan bisa melemahkan pihak lawan dengan segala cara, baik menggunakan boikot, pencemaran nama baik dll. Sangat miris rasanya jika hal yang mampu dijadikan sebagai lahan untuk memperbanyak prestasi malah digunakan untuk mendobrak perselisihan antar kubu hingga menumbuhkan sebuah perlawanan yang tidak masuk akal. Beberapa kasus seperti yang dialami oleh pihak JNE, traveloka, bukalapak dan sariroti yang pernah diboikot oleh pihak kompetitor. Hal ini sangat rawan jika sudah dimasuki oleh kedengkian, kecemburuan yang memuncak dari salah satu pihak. Kompetisi yang awalnya untuk menunggak prestasi berakhir menjadi membenci pihak lawan dengan segala cara, hal ini sangat bertentangan dengan hakikat kompetisi. ...